Pendidikan dan Karakter

Pendidikan dan Karakter


Tren24jam.com- Saat ini pemerintah sedang menerapkan pendidikan karakter kepada generasi penerus bangsa. Apasih pendidikan karakter itu? Pendidikan karakter sendiri berarti suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu seperti pengetahuan,kesadaran, dan kemauan serta mendorong manusian untuk membangun karakter dirinya yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar. 

Sebuah karakter akan terbentuk melalui suatu kebiasaan, maka pembentukan karakter seseorang itu memerlukan komunitas yang bisa membentuk karakter.

Universitas Bung Hatta sudah menerapkan pendidikan karakter dalam pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (PKKMB). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan revolusi karakter bangsa melalui gerakan Penguatan Pendidikan Karakter. Penguatan Pendidikan karakter sangatlah penting diterapkan karena melalui penguatan tersebut akan menimbulkan banyak dampak positif terhadap pembentukan kepribadian yang baik, perkembangan emosional, bertoleran, tangguh, serta spiritualitas seseorang. Oleh sebab itu, pendidikan karakter sudah menjadi bagian terpenting dalam kehidupan untuk membangun jati diri seseorang.

Penguatan Pendidikan dan karakter dapat bersumber dari pancasila yang memiliki nilai patuh dan taat dalam agama yang dianut seseorang, bersifat jujur dalam diri, mandiri, nasionalisme, dan bersifat gotong royong. Oleh karena itu untuk membentuk karakter yang tangguh, aktif dan kreatif diperlukan kecerdasan emosional, spiritual, kebiasaan, dan kepribadian yang baik yang bersumber dari pancasila.  

Nilai perilaku beragama mencerminkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang menampung keyakinan-keyakinan dan agama, menghargai keyakinan yang bertentangan, menumbuhkan toleransi yang tinggi terhadap penerapan keyakinan dan keyakinan lain, diwujudkan dalam tindakan yang menghormati dan menghargai orang lain untuk hidup dengan keyakinan mereka yang berbeda. Nilai dari tindakan keagamaan ini mengandung tiga bagian dari hubungan manusia: hubungan manusia dengan tuhan, kemashlahah diri sendiri dengan sesama manusia, dan kemashlahah seseorang dengan alam semesta.

Nilai karakter religius terdapat pada bagian tindakan yang menyenangi aktivitas dan mempraktikkan integritas kreatif. Nilai-nilai komponen religi antara lain cinta dan hormat, toleransi, eskalasi konflik antar keyakinan dan keyakinan, ketegasan, kemandirian, kerjasama antar keyakinan dan keyakinan, menentang bullying dan kekerasan, persahabatan, kejujuran dan kemauan keras, toleran, kecil dan terpencil.

Nilai-nilai kebangsaan didefinisikan sebagai pikiran, tindakan, dan cara berperilaku yang dapat menunjukkan rasa hormat terhadap bangsa, lingkungan, lembaga sosial, budaya, ekonomi, politik nasional, dan daerah. Sub-nilai nasionalis antara lain menghormati adat istiadat, melestarikan substansi adat istiadat, pengorbanan, keunggulan dan prestasi, nasionalisme, perlindungan alam, disiplin, ketaatan pada hukum, budaya serta agama.

Nilai-nilai karakter mandiri sudah menjadi sikap serta tindakan yang tidak bergantung dengan orang lain dan mencurahkan seluruh pikiran, waktunya mencapai impian, dan cita-citanya. Nilai dari mandiri timbulnya rasa keberanian dari diri sendiri, kerja keras, ketekunan, kekukuhan diri, daya saing dalam lingkungan, professional dalam bekerja, kreatif dan belajar sepanjang hayat.

Nilai-nilai Gotong Royong menjunjung tinggi semangat kerjasama untuk menyelesaikan suatu masalah bersama membantu mereka yang membutuhkan melalui persahabatan. Nilai Gotong Royong termasuk sikap kerjasama, meningkatkan partisipasi masyarakat, komitmen untuk berbagi pengambilan keputusan, melakukan musyawarah bertujuan untuk mengambil kepurusan dengan kesepakatan bersama, anti diskriminasi. Nilai karakter integritasi menjadi nilai yang berhubungan dengan perilaku yang berdasarkan moral, anti korupsi, berkeadilan, bertanggung jawab, teladan, dan menghargai pendapat orang lain.

Penerapan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran melibatkan beberapa keterampilan. Keterampilan tersebut mungkin sudah dilakukan dalam kegiatan sehari-hari, seperti mengklasifikasi masalah, memahami serta menjelaskan apa yang sedang terjadi, dan menyimpulkan. Dalam lingkungan perguruan tinggi untuk membentuk keterampilan tersebut diperlukan bimbingan dan pengawasan dari dosen guna membentuk karakter mahasiwa. Tentu hal tersebut bukan satu-satunya faktor pendorong, karena sejatinya pembentukan karakter tidak hanya membutuhkan dorongan dari luar,tetapi juga dari dalam diri mahasiswa itu sendiri. 

Pendidikan karakter di lingkungan perguruan tinggi sangatlah diperlukan karena disaat seorang mahasiwa/i mendapatkan gelar sarjana, mereka tidak hanya sekedar menyandang sebuah gelar, tapi juga mempunyai karakter didalam dirinya agar bisa terjun kedunia kerja dengan mudah. Oleh karena itu, peran dosen dalam menumbuhkan karakter mahasiswa perlu mendapatkan dukungan dari lingkungan kampus, masyarakat, dan pemerintah.

Oleh: DICKY WIRANATA Mahasiswa Bung Hatta Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar



Post a Comment

Berkomentarlah sesuai dengan topik dan tidak menaruh link aktif. Terima kasih atas perhatiannya.

Previous Post Next Post