AAL Melakukan Penyemprotan Fogging Cegah Penyakit DBD

AAL Melakukan Penyemprotan Fogging Cegah Penyakit DBD

 


Surabaya,Tren24jam.com - Cuaca beberapa pekan ini drastis hujan melanda hampir setiap daerah,termasuk wilayah surabaya,Tentu harus dilakukan langkah antisipasi pencegahan berbagai peristiwa yang terjadi termasuk pencegahan penyakit DBD yang kerap terjadi pada musim hujan yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Eegypti.

Situasi seperti ini pihak Akademi Angkatan Laut (AAL) melakukan penyemprotan atau fogging sebagai salah satu upaya pencegahnya.

“Untuk mengantisipasi itu, Gubernur AAL, Mayor Jenderal TNI (Mar) Nur Alamsyah, S.E., M.M., M.Tr (Han)., memerintahkan Subditkes, Ditpers AAL dan jajarannya untuk melaksanakan fogingisasi terhadap seluruh gedung messing, kelas, dapur, ruang makan, perkantoran dan fasilitas pendukung Taruna lainnya,” terang Kasubditkes, Ditpers AAL, Letkol Laut (K) dr. Bambang Hartono, Sp.Rad (K).,RI saat mendampingi anggotanya melakukan fogging di Komplek Mandalika, Kesatrian AAL Bumimoro, Kamis (11/11).

Menurut Bambang –sapaan akrab Kasubditkes, Ditpers AAL ini– tindakan fogging masih dipandang dan dipercaya efektif sebagai salah satu upaya penanggulangan saat terjadi kasus kejadian luar biasa (KLB) atau wabah penyakit DBD di suatu daerah, yakni ketika populasi nyamuk dewasa sedang tinggi. Fogging dengan cepat menurunkan populasi nyamuk.

Pengasapan lanjut Bambang, dilakukan sebagai salah satu metode pengendalian faktor penyebab penyakit DBD, yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Biasanya kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang dapat mengeluarkan asap berisi insektisida.ungkapnya sebagaimana yang diberitakan oleh transisinews.

Kemudian, Insektisida inilah yang kemudian akan bekerja membunuh nyamuk dewasa penyebab menyebarnya penyakit DBD. Biasanya, insektisida yang digunakan ada beberapa jenis, meliputi malathion, cypermetrin, alfacypermetrin, pirimiphos-methyl, temephos, dan pyriproxyfen.

Meski demikian, untuk memenuhi target, fogging harus dilakukan sesuai aturan. Fogging hanya dapat dilakukan setelah adanya koordinasi dengan pihak satuan kerja atau penghuni/pengguna gedung agar barang atau peralatan diamankan sebelum pengasapan untuk menghindari kerusakan.

Dan agar aman tambahnya, sebaiknya kegiatan ini dilakukan saat nyamuk Aedes aegypti beraktivitas, yaitu sekitar pukul 08.00-11.00 WIB dan pukul 14.00-17.00 WIB. Sayangnya, pemberantasan nyamuk dewasa yang dilakukan lewat fogging ini tidak cukup efektif dilakukan sebagai upaya pencegahan DBD secara keseluruhan. Karena nyamuk tetap menyisakan telur dan jentik atau larva.

Untuk menghindari resistensi nyamuk terhadap insektisida dan pencemaran udara, maka tindakan foging ini harus diikuti dengan upaya pencegahan penyakit DBD lainnya agar rantai penyebaran demam berdarah benar-benar terhenti. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan aktivitas 3M Plus.

Yaitu, Menguras dan Membersihkan tempat yang menjadi penampungan air, Menutup secara rapat tempat-tempat penampungan air tersebut agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

Kemudian Mendaur ulang atau memanfaatkan barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, Plus adalah berbagai bentuk kegiatan pencegahan lainnya, seperti menggunakan obat nyamuk, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air, menggunakan kelambu saat tidur dan memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.



(red)

Post a Comment

Berkomentarlah sesuai dengan topik dan tidak menaruh link aktif. Terima kasih atas perhatiannya.

Previous Post Next Post