Mencekam, 127 Suporter Serta 2 Orang Polisi Meninggal di Stadion Kanjuruhan Malang

Mencekam, 127 Suporter Serta 2 Orang Polisi Meninggal di Stadion Kanjuruhan Malang

Foto: Suasana di Stadion Kanjuruhan Malang saat kericuhan terjadi | Doc. Youtube


Tren24jam - Tragedi Stadion Kanjuruhan  Malang menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia dan ratusan lainnya dirawat di Rumah Sakit.

Diketahui, Stadion Kanjuruhan menjadi tuan rumah laga pekan ke -11 Liga 1, 2022-2023 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3, Sabtu (1/10).

Usai Pertandingan Laga Tim Arema Lawan Persebaya ternyata Ribuan Suporter kecewa yang memicu terjadi kericuhan dan memakan korban meninggal dunia hingga ratusan orang dan 2 orang diantaranya anggota Polri.

Kapolda Jatim Irjen Nico Avinta menyatakan korban meninggal dunia dalam kerusuhan laga Arema melawan Persebaya, sebanyak 127 orang dan dua diantaranya Anggota Polisi yang mengamankan jalannya pertandingan.

“Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, 2 orang Anggota Polri. Yang meninggal di stadion ada 34 orang. Kemudian yang lain meninggal di rumah sakit pada saat proses pemotongan,” ungkap Nico dalam konfrensi pers di Polres Malang, Minggu (2/10/2022).

Menurut Nico, ada 13 mobil rusak. “10 mobil dinas rusak milik Polri. Yakni mobil Brimob, Patroli, mobil K9, mobil Patwal dan juga ada mobil pribadi,” tegas Nico.

Nico juga menjelaskan, masih ada 180 orang yang kini dalam perawatan di rumah sakit. “Kami sudah melihat tadi upaya perawatan di rumah sakit, dan dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Tidak semua kecewa hasil pertandingan. Hanya sebagian, yaitu 3.000 orang yang masuk ke dalam lapangan,” tuturnya.

Nico menambahkan, penyebab kericuhan karena penonton kecewa atas kekalahan tim Arema melawan Persebaya. “Terjadi kekecewaan penonton yang melihat tim kesayangannya tidak pernah kalah selama 23 tahun bertanding di kandang sendiri. Namun pada malam ini mengalami kekalahan,” ujarnya.

Rasa kekecewaan itulah yang memicu sebagian orang masuk ke dalam lapangan hingga meloncati pagar seusai pertandingan, alhasil Jajaran pengamanan pun terlihat kewalahan menghalau kericuhan tersebut. Situasi makin tak terkendali ketika pihak keamanan menembakkan gas air mata ke tribun penonton.

“Untuk melakukan pencegahan agar tidak ke tengah lapangan, tim pengamanan melakukan pencegahan dengan gas air mata. Karena sudah anarkis, sudah mulai menyerang petugas, merusak mobil, dan karena gas air mata mereka keluar pada satu titik, pintu keluar di pintu 10 atau 12,” pungkas Nico.


Post a Comment

Berkomentarlah sesuai dengan topik dan tidak menaruh link aktif. Terima kasih atas perhatiannya.

Previous Post Next Post