Kades Tambaharjo Runting Diduga Sunat Bantuan Bedah Rumah, Begini Jawabannya

Kades Tambaharjo Runting Diduga Sunat Bantuan Bedah Rumah, Begini Jawabannya


Pati, Tren24jam.com - Polemik bantuan bedah rumah yang menyasar Desa Tambaharjo Runting, Kecamatan Pati, Kota, menjadi perbincangan netizen. 

Pasalnya, salah satu anak dari penerimaan bantuan tersebut, menuliskan kata-kata miring didalam jejaring sosial Fecebook group "Komunitas Anak Asli Pati", bahwa bantuan yang telah diterima orang tuanya dipotong oleh kepala Desa.

"Tanya lur, ibu saya dapat bantuan bedah rumah 10 juta, tapi kok kepala desa menggunakan tidak mendapatkan 10 juta, katanya dipotong, kira-kira potongan apa ya lur. ? Kemudian pada  saat rapat uangnya katanya sudah cair, tapi kok tidak langsung diberikan, malah belanja matrial disuruh utang di toko dulu, sementara ketika nota diajukan bapak ku malah dituduh main-main harga. Padahal masalah harga yang membuat itu tokonya sendiri malah dituduh main-main harga, hal seperti itu enaknya diapakan kepala Desanya" tulis akun Fecebook Rischa Melatie MilickNoerClamanya yang sudah kami terjemahan dalam bahasa Indonesia. (Senin, 12-10-2020)

Dalam hitungan jam postingan itu langsung menuai banyak komentar miring dari netizen. 

Menanggapi hal tersebut, Mubaligh, Kepala Desa Tambaharjo Runting, menampik keras tulisan yang sudah terlanjur viral dan siap jika dipanggil oleh Bupati.

"Itu tidak benar, saya siap jika dipanggil Bupati." Ujarnya (Selasa,13-10-2020).

Lanjutnya, Desa Tambaharjo setiap tahun mendapatkan progam RTLH (rumah tidak layak huni) dari bantuan keuangan Provinsi Jawa tengah melalui Bapermades Provinsi.

"Tahun ini ada 3 rumah yang direnovasi, karena uang bantuan tersebut masuk di rekening Desa, secara otomatis pihak Desa yang bertanggungjawab atas pelaporan pertanggungjawaban uang bantuan itu , Sehingga melalui koordinator dilapangan kita melakukan pendampingan."  Imbuhnya.

Tak hanya itu, Dirinya juga mengatakan, tahun 2016 pernah terjadi pengalaman ketika uang bantuan diberikan langsung kepada penerima manfaat namun tidak dialokasikan untuk membangun.

"Tahun 2016 pernah terjadi masalah ketika bantuan kita salurkan langsung kepada penerima malah uangnya habis begitu saja, akhirnya karena rasa kasihan pihak Desa tetap berupaya untuk membangun rumah itu," paparnya.

Sementara untuk menghindari peristiwa seperti itu terulang kembali, Kepala Desa Tambaharjo beserta jajaran dalam proses penyaluran bantuan selalu melakukan pendampingan. (PJ)

Post a Comment

Berkomentarlah sesuai dengan topik dan tidak menaruh link aktif. Terima kasih atas perhatiannya.

Previous Post Next Post