Pemkab Aceh Tengah Apresiasi Kegiatan International Organization for Migration

Pemkab Aceh Tengah Apresiasi Kegiatan International Organization for Migration



Takengon,tren24jam.com,- Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah menyambut baik dilaksanakan kegiatan Pelatihan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender (KGB) dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang digagas International Organization for Migration (IOM) Indonesia.


Bupati Aceh Tengah, pada kesempatan tersebut, diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Aceh Tengah, H. Harun Manzola, SE, MM menghadiri sekaligus menyampaikan sambutan tertulisnya, pada acara pembukaan Pelatihan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender (KGB) dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) International Organization for Migration (IOM) Indonesia, yang berlangsung di Parkside Gayo Petro Takengon, pada Selasa (31/05/2022).


Direncanakan akan berlangsung mulai dari hari ini Selasa 31 Mei 2022 hingga berakhir pada Sabtu 4 Juni 2022 mendatang, dalam rangka meningkatkan kapasitas bagi aparat pemerintah yang ada di Provinsi Aceh khususnya daerah-daerah yang pernah menangani kedatangan Imigran Rohingya.


Pelatihan tersebut terkait tentang identifikasi dan Penanganan Kasus Kekerasan Berbasis Gender dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)" khususnya bagi Petugas Garda Depan demi meningkatkan upaya perlindungan dan dukungan bagi komunitas Rohingya di Indonesia dari resiko kekerasan berbasis gender dan perdagangan manusia.


Dalam sambutan Bupati Aceh Tengah, yang dibacakan Asisten II Harun Manzola,  menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah memberikan apresiasi dan menyambut baik acara tersebut. Dikatakannya kegiatan seperti ini akan membawa nilai positif terkait upaya membantu para migran dan pengungsi melalui IOM sebagai salah satu lembaga mitra Pemerintah.


“Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan koordinasi dan memastikan para migran rohingya agar dapat ditangani dengan baik serta manusiawi dan teratur untuk kepentingan kemanusiaan,” Terangnya.


"Selain itu, sebagai upaya integrasi yang lebih baik dalam memberikan pemahaman pada masyarakat untuk mengenali dan mendukung kontribusi positif bagi para migran khususnya pada penanganan pengunggsi rohingya yang telah mendarat di Aceh sejak tahun 2020 yang lalu,". Imbuhnya membacakan Sambutan Bupati Aceh Tengah.


Di samping itu dalam kesempatan tersebut, disampaikan Pemerintah Daerah juga memberikan apresiasi kepada International Organization for Migration (IOM) yang secara serius dan konsisten mendedikasi diri untuk berbagi informasi terkait migrasi yang manusiawi dan teratur untuk kepentingan semua pihak utamanya sebagai mitra dari Pemerintah.


“ IOM telah Bekerja untuk membantu memastikan pengelolaan migrasi yang tertib dan manusiawi, untuk mempromosikan dan dalam rangka kerja sama internasional terkait masalah migrasi, termasuk kedatangan Imigran Rohingya di Aceh saat ini.,” Lanjutnya.


“Harapan kami, Kerjasama ini dapat mengurangi angka kekerasan dan memecahkan permasalahan Kasus Kekerasan Berbasis Gender dan Tindak Pidana Perdagangan Orang khususnya Migran Rohingya di Aceh,” Pungkas Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Aceh Tengah, menutup sambutan Bupati Aceh Tengah. 


Seperti diketahui International Organization for Migration (IOM) adalah Lembaga PBB urusan Kemigrasian di Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia melalui Satgas Penanganan Pengungsi Luar Negeri (PPLN) Pusat, yang konsisten menjalin kerjasama dalam pelaksanaan Program Penanganan Pengungsi Rohingya yang mendarat di Aceh sejak tahun 2020. 


Dengan beragam Program yang tidak hanya fokus pada bantuan kepada pengungsi tapi juga pada pengembangan kapasitas bagi aktor-aktor terkait dalam peningkatan pelayanan dan perlindungan kepada pengungsi asing yang berada diwilayah Indonesia, termasuk pengungsi Rohingya.


Pengungsi Rohingya menghadapi risiko yang sangat tinggi berkaitan dengan kekerasan seksual dan juga perdagangan manusia selama proses perjalanan mereka untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dan manusiawi.


Karena dalam kenyataan nya banyak dari pengungsi rohingya, termasuk anak-anak, telah menjadi sasaran penculikan, pemerasan, kekerasan fisik pelecehan seksual, serta perdagangan manusia. 

Post a Comment

Berkomentarlah sesuai dengan topik dan tidak menaruh link aktif. Terima kasih atas perhatiannya.

Previous Post Next Post